Pesan ODHIV Untuk Semua

Yuk menjaga Kesehatan Seksual dan Reproduksi

Saat mendengar istilah “kesehatan seksual dan reproduksi” atau kespro, kita sering mengaitkannya dengan perempuan. Padahal, topik ini penting untuk semua orang, termasuk laki-laki dan remaja.

Menurut WHO, kesehatan seksual dan reproduksi tidak hanya meliputi kesejahteraan fisik, namun juga meliputi Kesehatan Jiwa, dan sosial, yang berkaitan dengan seksualitas dan reproduksi pada semua tahap kehidupan, termasuk kemampuan menikmati kehidupan seksual yang aman dan menyenangkan serta kemampuan bereproduksi dengan kebebasan untuk memutuskan, alasan, kapan, dan seberapa sering melakukannya.

Terkadang, orang memiliki pandangan miring terhadap mereka yang mengakses layanan kesehatan reproduksi, seolah-olah hanya orang dengan gaya hidup tertentu yang berisiko terkena penyakit menular seksual. Namun, jika diperhatikan lebih jauh, infeksi menular seksual (IMS) dapat menjangkiti siapa pun, bahkan melalui penggunaan toilet umum atau dari tempat duduk yang tidak bersih. IMS juga bisa disebabkan oleh jenis pakaian tertentu. Penting untuk diingat bahwa IMS tidak selalu terkait dengan aktivitas seksual, tetapi juga dengan organ seksual kita secara umum.

Apa yang menjadi hambatan dalam pemeriksaan Kesehatan Seksual dan Reproduksi?

Dari wawancara yang dilakukan untuk artikel ini, terungkap bahwa perlakuan tidak ramah dan stigma dari petugas kesehatan seringkali membuat orang enggan memeriksakan diri. Oleh karena itu, diperlukan layanan yang ramah, tidak diskriminatif (untuk perempuan dan laki-laki), serta menjaga kerahasiaan pasien.

Banyak teman-teman (laki-laki) yang malu untuk berkonsultasi. Ada juga yang takut identitasnya akan disebarluaskan, karena beberapa kejadian ada yang fasilitas layanannya kurang privasi. Tapi meskipun demikian, informasi tentang kespro ini harus lebih digencarkan lagi tanpa harus menuding kelompok tertentu,” Faruq, Semarang.

Boy di Medan berpendapat bahwa mengakses layanan kesehatan reproduksi adalah hak asasi manusia, yang memungkinkan setiap orang menjaga kesehatan diri dan melindungi pasangannya. Namun, pengalaman buruk dengan petugas kesehatan membuatnya enggan. Hal serupa dialami Jio dan Yta di Bandung, yang merasa dihakimi saat periksa. Mereka berharap layanan kesehatan bisa lebih ramah dan tanpa diskriminasi.

Menurut RS dari Bandung, layanan kesehatan reproduksi seharusnya menghargai privasi pasien dan tidak menghakimi. Baginya, pemeriksaan ini penting untuk melindungi diri, pasangan, dan anak-anak di masa depan.

Layanan kesehatan reproduksi memang diharapkan menjunjung tinggi asas kerahasiaan dan menerapkan aturan ‘no judgement’ bagi pasien yang datang,” RS

Informasi dan layanan terkait kesehatan reproduksi perlu diperkuat agar lebih banyak orang mau memeriksakan kesehatan mereka.

Kendala Biaya dalam Layanan Kesehatan Reproduksi

Ayu, salah satu responden, mengutarakan bahwa biaya sering kali menjadi kendala, membuat banyak orang hanya bisa memeriksakan diri setahun sekali. Padahal, perempuan dengan HIV ingin rutin memeriksa kesehatan reproduksi, termasuk tes pap smear, konsultasi KB, dan pencegahan IMS lainnya.

Ketersediaan informasi dan akses terhadap layanan kesehatan reproduksi yang aman, efektif, terjangkau, dan tidak stigmatif sangat penting, baik bagi orang dengan HIV maupun tidak, untuk mendukung kualitas hidup mereka serta melindungi hak mereka sebagai manusia.

Kesehatan Sekual dan Reproduksi Laki-laki

Dalam wawancara, AR16 dari Jakarta menekankan pentingnya informasi tentang KB bagi laki-laki. Ia menyoroti bahwa KB sering diasosiasikan dengan perempuan, padahal laki-laki juga perlu memperhatikan kualitas pengalaman kesehatan seksual yang sehat.

Langit dari Bandung, juga menekankan bahwa pemeriksaan IMS dan konsultasi tentang pencegahan IMS sangat diperlukan bagi laki-laki dengan HIV. Informasi yang tepat tentang pencegahan penyakit bisa mendorong lebih banyak laki-laki untuk memeriksakan kesehatan reproduksi.

“Sebagai laki-laki yang aktif secara seksual, saya perlu memastikan kualitas pengalaman seksual yang sehat. Untuk itu, saya juga memerlukan layanan pilihan kontrasepsi untuk perencanaan dan informasi akurat mengenai IMS,” Langit, Bandung, Laki-laki

Apa yang dapat kita lakukan untuk meningkatkan akses Kespro di Masyarakat?

Para narasumber sepakat akan pentingnya kesehatan reproduksi bagi setiap individu, baik yang hidup dengan HIV maupun tidak, serta hubungannya Kesehatan dan seksualitas yang menjadi hak asasi manusia. Namun, tantangan seperti biaya dan ketersediaan layanan bebas stigma masih menjadi kendala utama. Mereka juga menyoroti perlunya informasi yang lebih merata di masyarakat dan layanan yang aman, efektif, tidak stigmatif serta terjangkau bagi semua orang.

Baca juga: Kesehatan Reproduksi dan HIV Di Tengah Ketidaktahuan dan Sorotan Prioritas

Narasumber: AR16, Asti Septiana, Ayu Oktariani, Faruq, Hages Budiman, Ika Ayu Rayni, Ika Rizka, Nining Ivana, Jio, Langit, Memey, Ready Boy Panjaitan, RS, Samsu Budiman, Yoji, Yta. Catatan: Izin penulisan nama asli narasumber telah diberikan saat pengambilan data.

Artikel Terkait

Kontrasepsi Darurat

Pertanyaan Umum Seputar Tes HIV

Pusat Pembelajaran Angsamerah

Penguatan Tenaga Kerja Kesehatan Indonesia

Hidup dengan HIV

Berbagi Ilmu Lintas Batas Negara: India dan Indonesia

Hak Kesehatan Seksual & Reproduksi

Previous
Next

Hubungi Kami

Silahkan gunakan formulir ini kapan saja untuk menghubungi kami dengan pertanyaan, atau untuk membuat janji.

Anda juga dapat menghubungi kami melalui WhatsApp atau telepon pada jam klinik di +62 8111 368 364.