Ada 65 negara dengan lebih dari 280 organisasi sipil dari seluruh dunia yang tergabung dalam C20. Salah satunya Yayasan Angsamerah dengan ketuanya Kurnia Dwijayanto. Melalui kelompok kerja Vaccine Access and Global Health yang dikoordinasi C20 untuk G20 tahun ini, Kurnia Dwijayanto ikut terlibat dalam proses kegiatan yang dimulai Maret 2022. Tujuannya berkontribusi pada penyusunan paket kebijaksanaan yang terkait isu kesehatan global.
Engagement Group C20 dilakukan secara hibrid: online dan offline. Peserta dibagi dalam beberapa kelompok kerja dengan kegiatan Vaccine Access and Global Health, Taxation and Sustainable Finance, Anti-Corruption, Education, Digitalisation and Civic Space, Environment, Climate Justice and Energy Transition, Gender Equality, hingga Sustainable Development Goals (SDGs) and Humanitarian.
Kelompok kerja Vaccine Access and Global Health, menitikberatkan isu kesehatan pada beberapa poin berikut ini:
Expected Deliverable para anggota C20 untuk KTT Presidensial G20 adalah sebagai berikut:
Kesehatan menjadi salah satu poin utama yang dibahas dalam pertemuan G20 2022. Pandemi Covid-19 tiga tahun lalu serta penyebaran monkeypox pada tahun 2022, mengakibatkan banyak perubahan dan pergeseran, yang tidak hanya berdampak pada isu kesehatan namun juga berdampak pada isu ekonomi, ketahanan global, pangan, edukasi, hingga penurunan gerak investasi global.
Selain mengikuti kelompok kekrja Vaccine Access and Global Health C20, Kurnia juga hadir pada kelompok kerja lain: Education, Digitalisation and Civic Space, Gender Equality, hingga Sustainable Development Goals (SDGs) and Humanitarian, yang merupakan salah satu fokus utama pengembangan program nilai advokasi Angsamerah. Kurnia pun terlibat dalam engagement group di B20, Y20, hingga T20, melalui jejaring dan koordinasi yang dilakukan di Nusa Dua, Bali.
Beberapa fokus utama yang sama dalam engagement group berbeda adalah Transparansi dan Akuntabilitas, Ekonomi Berkelanjutan, Kesetaraan, dan Inklusivitas. Semua itu menjadi bagian besar Arsitektur Global dalam pengembangan.
Berdasarkan hambatan dan ancaman yang dirasakan sepanjang pandemi COVID-19, pemerintah (dan masyarakat) global memerlukan sistem yang terstruktur dan terarah dalam pengambilan kebijakan massal. Tidak hanya fokus melibatkan pemerintahan, B20 juga menghadirkan sektor usaha dalam pengambilan keputusan. Y20 dan T20 mendapatkan ide-ide baru dari generasi muda dan kreatif, guna memberikan ide-ide yang lebih beragam dan kreatif, pada masa perkembangan digital yang dinilai cukup masif. Masyarakat dan organisasi sipil melalui C20 mendapatkan ruang aspirasi untuk memberikan ide-ide solutif yang beragam dan mengakar pada permasalahan yang terjadi di lapangan.
Dalam perjalanannya perlu tahapan proses yang cukup rumit dan kompleks. Ini karena kebijakan yang diambil akan dipergunakan secara global, baik oleh negara G20 sendiri maupun dalam proses pengadaptasian kebijakan global lain.