Sunat Pada Pria Dewasa

Pengertian

Sirkumsisi atau sunat adalah prosedur bedah tertua dan paling umum dilakukan diseluruh dunia. Banyak alasan orang melakukan sunat diantaranya; agama, budaya, sosial dan medis. Sirkumsisi adalah tindakan bedah menghilangkan sebagian atau seluruh bagian dari kulup penis (foreskin). Istilah Sirkumsisi berasal dari bahasa Latin “Circumcidere” yang berarti memotong sekitar.

Kulup adalah lanjutan dari kulit batang penis yang menutupi kepala penis (glans penis) dan lubang kencing (urethral meatus). Antara kulup dan kepala penis dihubungkan oleh frenulum, jaringan penis yang banyak memiliki pembuluh darah.

uncircumcised and circumcised penises
circumcision

Sunat di Dunia dan alasan sunat

Di seluruh dunia diperkirakan sekitar 30% laki-laki telah disunat, dua pertiganya adalah Muslim terkait dengan alasan agama. Islam adalah kelompok agama terbesar yang mempraktekkan sunat laki-laki. Selain Islam agama Yahudi juga mempraktekkan sunat yang umumnya dilakukan ketika bayi berusia delapan hari selama tidak ada kontraindikasi medis.

Sunat pada bayi umum dilakukan dibeberapa negara seperti Israel, Amerika Serikat, Kanada, Australia dan Selandia Baru, Timur Tengah, Asia Tengah dan Afrika Barat. Usia rata-rata saat sunat bervariasi dari masa kanak-kanak hingga akhir remaja atau dua puluhan. Faktor umum lain yang menentukan sunat atau tidaknya laki-laki adalah etnis, kesehatan yang dirasakan, manfaat seksual, dan keinginan untuk menyesuaikan diri dengan norma-norma sosial. Alasan sunat selain karena alasan agama ternyata jumlahnya bervariasi mencerminkan percampuran budaya dan perubahan persepsi tentang manfaat kesehatan dan seksual.

Di Republik Korea dan Filipina ternyata sunat merupakan tindakan yang sering dilakukan bahkan menjadi sebuah rutinitas. Pola sunat di Korea berubah secara dramatis selama abad ke-20, meningkat dari hampir tidak ada pada tahun 1945 menjadi lebih dari 90% saat ini. Cenderung dilakukan pada usia 12-14 tahun.

Praktek sunat karena alasan etnis dan budaya telah dipraktekkan selama ribuan tahun di sub-Sahara Afrika, dan di banyak kelompok etnis di seluruh dunia seperti penduduk asli Australasia, suku Aztec, Maya, penduduk Filipina, Indonesia bagian timur dan berbagai pulau Pasifik (Fiji dan Polinesia). Karena alasan sosial seperti keinginan untuk menyesuaikan diri juga menjadi motivasi penting untuk sunat di tempat di mana mayoritas anak laki-laki disunat.

Faktor kesehatan seperti adanya manfaat kesehatan dan seksual juga berpengaruh. Ada persepsi dimasyarakat bahwa dengan disunat menghasilkan peningkatan kebersihan penis dan risiko infeksi yang lebih rendah. Seperti penelitian di Amerika, Filipina, Republik Korea, dan Afrika menyatakan bahwa dengan disunat maka laki-laki akan lebih mudah menjaga kebersihan penis, meningkatkan kebersihan penis, mencegah kanker penis, penyakit menular seksual dan HIV. Peningkatan daya tarik dan kinerja seksual yang dirasakan juga dapat memotivasi laki-laki untuk sunat. Penelitian di Filipina, Korea dan Afrika menyatakan bahwa dengan disunat dapat meningkatkan kenikmatan seksual dan wanita lebih menyukai hubungan seks dengan pria yang telah disunat.

Manfaatnya bagi kesehatan

Studi epidemiologis menunjukkan bahwa pria yang disunat memiliki risiko lebih rendah terkena beberapa infeksi saluran reproduksi dibandingkan pria yang tidak disunat. Alasannya karena area di bawah kulup adalah lingkungan yang hangat dan lembab yang memungkinkan beberapa patogen bertahan dan bereplikasi, terutama ketika kebersihan penis buruk.

Selain itu, permukaan mukosa bagian dalam kulup adalah keratin tipis, tidak seperti batang penis dan permukaan luar kulup. Permukaan keratin yang tipis lebih rentan terhadap trauma ringan dan lecet yang memudahkan masuknya patogen. Ada beberapa mekanisme dimana mukosa bagian dalam kulup secara khusus dapat meningkatkan risiko penularan HIV.

Pertama, ada peningkatan risiko penyakit ulkus genital pada pria yang tidak disunat, yang pada akhirnya meningkatkan risiko HIV, karena permukaan mukosa ulkus yang terganggu meningkatkan risiko penularan HIV.

Kedua, jaringan dari permukaan dalam mukosa kulup mengandung sel target HIV-1 yang dapat diakses (sel T CD4+, makrofag dan sel Langerhans). Kepadatan sel target HIV1 ini di kulup bagian dalam mirip dengan yang ada di glans penis dan kulup luar, tetapi sel-sel di kulup bagian dalam lebih dekat ke permukaan epitel daripada yang terletak di tempat lain di penis, karena kurangnya keratin. Di dalam kulup bagian dalam, sel Langerhans lebih mungkin ditemukan di dekat permukaan epitel daripada sel lain dan kemungkinan menjadi yang pertama terinfeksi HIV-1.

Bukti lebih langsung dari kerentanan kulup terhadap infeksi HIV-1 berasal dari penelitian oleh Patterson et al dengan judul “Susceptibility to human immunodeficiency virus-1 infection of human foreskin and cervical tissue grown in explant culture”, yang menemukan bahwa infektivitas permukaan mukosa bagian dalam (dinilai berdasarkan jumlah DNA HIV-1 satu hari setelah infeksi ex vivo dengan kultur eksplan) lebih besar daripada jaringan serviks, yang merupakan situs utama HIV-1 yang diketahui pada wanita. Pada pria yang tidak disunat, sel-sel di kulup bagian dalam dan frenulum secara langsung terkena cairan vagina selama hubungan seksual, dan lokasi dangkal dari sel target HIV-1 ini mungkin meningkatkan risiko infeksi. Sebaliknya, pada pria yang disunat batang penis ditutupi dengan epitel keratin tebal, memberikan perlindungan dari infeksi.

Sunat sebuah prosedur bedah tertua memiliki banyak keuntungan terutama dari sisi medis. Banyak alasan laki-laki melakukan sunat diantara alasan agama, budaya, etnis, kesehatan dan sosial. Dipandang dari sisi kesehatan ternyata sunat memiliki banyak manfaat terutama berkaitan dengan kebersihan organ reproduksi pria dan pencegahan penyakit menular seksual. Sunat dapat menjadi salah satu upaya tambahan untuk mencegah penyakit menular seksual dengan tetap tidak melupakan upaya utama pencegahan dengan prinsip ABCDE.

Sumber

WHO 2007 Male circumcision: global trends and determinants of prevalence, safety and acceptability. Geneva: World Health Organization

Artikel Terkait

The Return of The Living Dead

The Penis Book 2, Chapter 7

The Singer Not The Song

The Penis Book, Chapter 1

Mengenal Infeksi Menular Seksual

HPV and What You Need to Know

The Silent Syphilis

Diamonds Are Forever

The Penis Book, Chapter 7

Previous
Next

Buat janji dokter sekarang

Hubungi Kami

Silahkan gunakan formulir ini kapan saja untuk menghubungi kami dengan pertanyaan, atau untuk membuat janji.

Anda juga dapat menghubungi kami melalui WhatsApp atau telepon pada jam klinik di +62 8111 368 364.