She’s fifty and really pretty. She has such a bright smile, manis sekali.
She has her life going on, she works out a lot, she’s fit and she’s confident. She captivated me.
Lalu padaku ia bercerita, she was married once, she had a kid once. Now on her own, she’s living gracefully. Ia adalah perempuan yang kuat, ia tidak lagi mencari cinta. Namun ia masih ingin bercinta. Ia tak masalah bercinta dengan siapa saja, ia sudah bijaksana untuk tidak meromantisasinya. “Infeksi menular seksual? Aku mengerti kok itu konsekuensinya”, ucapnya. Kemudian ia melanjutkan, “makanya aku rutin cek setiap 6 bulan sekali. Seenggaknya kalau terinfeksi bisa segera diobati.”
Awesome, pikirku. “Jadi apa yang bisa aku bantu hari ini, Kak?”
“Aku sedang keputihan banget, Dok. Can we check for that?” Jawabnya.
“Tentu, kita bisa lakukan swab vagina buat mencari tahu penyebab keputihannya. Also, since you’re exposed to risky sex, how about we check you for other STIs (Sexually Transmitted Infections) too?”
“Such as?” Ia bertanya.
Aku jelaskan padanya bahwa ada dua macam sampel yang bisa diambil. Sampel lokal pada kelamin untuk mendeteksi virus, bakteri dan jamur yang hidup di sana, seperti Chlamydia, Gonorrhea dan Trichomoniasis. Sampel lainnya adalah darah untuk mendeteksi virus dan bakteri yang sekali terinfeksi akan menyebar di seluruh tubuh, seperti HIV, Hepatitis B, Hepatitis C dan Sifilis.
“Oh okay, let’s check for all of those too,” ujarnya.
Laki-laki jatuh cinta dengan matanya, perempuan jatuh cinta dengan telinganya. Lalu cinta membuat mereka buta. Memang, cinta bukanlah bercinta, namun bagi perempuan bercinta menyebabkan cinta. It’s proven by science.
Let me explain to you why. Sex dan cinta adalah dorongan biologis yang diatur oleh neurotransmiter dan hormon. Neurotransmiternya adalah dopamin dan serotonin. Sedangkan, hormon yang berperan pada laki-laki adalah testosteron dan vasopresin, dan pada perempuan adalah oksitosin.
Oksitosin adalah hormon yang bertugas untuk membangun ikatan dan kepercayaan. Dia hadir pada hubungan antara makhluk hidup. Kadar peningkatan oksitosin yang paling tinggi terjadi melalui orgasme, sehingga mengelabui otak perempuan untuk jatuh cinta pada siapa pun yang sedang berhubungan seks dengannya.
Masalahnya, laki-laki tidak jatuh cinta dengan cara yang serupa. Tidak seperti perempuan, orgasme tidak mengantarkannya pada cinta. Ketika tertarik dengan calon pasangannya, testosteron laki-laki sangat meningkat. Testosteron memblokade efek oksitosin, sehingga pada mulanya, peningkatan kadar oksitosin tidak membuat laki-laki membentuk ikatan dan kepercayaan.
Cinta sendiri adalah dorongan dan, melalui hadirnya dopamin, adalah bentuk ketergantungan yang membuat kita haus akan kasih sayang dari orang yang kita cintai. Seperti yang dikatakan oleh Helen Fisher, “People live for love. They kill for love. They die for love”. Cinta mampu membuat manusia melakukan apa saja. Kita bersedia memberikan orang yang kita cintai apa pun yang mereka inginkan, termasuk hal-hal yang mungkin menyakiti dan membebani diri sendiri di masa depan.
And that’s what happened with her, our fifty and pretty lady. We did the examinations. While she thankfully wasn’t positive for HIV, Syphilis, Chlamydia, and Gonorrhea. We did find many genital warts; she was infected with a type of STI.
Ketika kami sampaikan kepadanya bahwa terdapat kutil kelamin di vaginanya, ia sungguh tidak menyangka. “Masih cantik kok, Kak. Cuman ya memang bisa menular.” Jelasku sembari menunjukkan kutil kelamin tersebut padanya.
Ketika melihatnya, ia dengan bersikeras mengatakan, “Ih… Aku enggak suka, Dok. Aku enggak PD. Get rid of it, Doc, get rid of it.”
“Tapi agak sakit, Kak. Karena harus disuntikkan bius awalnya, is it alright?” Tanyaku.
“Enggak apa-apa, yang penting kutilnya enggak ada lagi.”Jawabnya cemas.
So, we did an unplanned cauterization and she was such a sweetheart. Our fifty and pretty lady, tidak mempersulit kami.Meskipun tidak nyaman, ketika tindakan selesai, ia senang sekali.
“Jauh lebih cantik sekarang Dok, lebih bagus, enggak bergerigi. Aku jadi lebih percaya diri.” Ujarnya sumringah.
Selesai melakukan tindakan elektrokauter, kami duduk dan berbincang lagi. Padaku ia bertanya, “emang ini penyebabnya harus seks ya Dok?”
Lalu aku menjawab, “virus penyebab kutil (HPV) memang ada di mana-mana, jadi penularannya bisa di mana saja dan kapan saja, seperti di toilet. Tapi kalau lokasinya di vagina, kemungkinan besar seks adalah penyebabnya.”
“Oh gitu…” Ia berkata sambil berpikir. “Biasanya aku dan partner-partner seksku, sebelum berhubungan bertukar hasil lab STI terakhir, Dok. Terus kami buat perjanjian kalau setiap berhubungan harus selalu pakai kondom. Tapi nyatanya, setelah berhubungan satu-dua kali, mereka sudah enggak mau pakai kondom lagi. Atau di tengah-tengah seks mereka lepas.
“Aku jadi menyesal deh, Dok. Sekarang aku jadinya yang ketularan kan. Kenapa mereka begitu ya?”
“Kak, you have the power to say no, lho.” Aku jelaskan padanya.
“Do I?” Ia meyakinkan diri.
Aku menjawab dengan bersemangat, “yes you do. If they disagree with you, you can always find another man who’s responsible enough to use a condom every time and not push their agenda.
“And… You’re always worthy of love despite them not wanting to have sex with you with a condom.”
Sex that leads women to love and alter their brain chemistry. Oksitosin, dengan kuatnya efek yang ia berikan melalui seks, membuat perempuan kehilangan rasionalitasnya dalam berpikir. Oksitosin membangun koneksi instan dan rasa percaya, yang juga mengaburkan realitas. Melalui oksitosin, rasa takut serta cemas yang hadir ketika bersama orang asing pun menghilang, sehingga kapasitas kita untuk mengukur red-flag berkurang.
Dopamin mengatur reward system di otak. Meningkatnya dopamin melalui bercinta memberikan penghargaan, motivasi dan kesenangan yang membuat kita merasakan euforia dan obsesi. Fokus yang intens pada sumber kesenangan mengganggu kemampuan kita untuk membuat keputusan dan mengarahkan kita pada keputusan berisiko. Salah satunya, mengorbankan kepentingan pribadi di atas kepentingan pasangan. Sesuatu yang mungkin kita sesali belakangan.
Hindsight is 20/20. While the one night stand culture might hold value in third wave feminism, biologically we’re sacrificing one of the most important things of all: Our time and energy. Aku percaya, bahkan seks paling kasual pun harus direncanakan dengan hati-hati agar bisa terjadi. Kemudian ketika telah terjadi, perempuan akan berjuang lebih keras lagi untuk merawat hubungan itu supaya tidak lenyap begitu saja. Bahkan ketika itu berarti mementingkan kepentingan orang lain di atas diri sendiri. Bahkan ketika itu berarti rela tidak menggunakan kondom ketika berhubungan badan dengan orang asing. Bahkan ketika itu berarti menanggung dosa orang lain, through unknown STI or unplanned pregnancy.
Dear Girls,
I know, sex is amazing
Namun,bercintalah dengan mata terbuka.
Jika itu cinta, dia akan memahami batasan,
Jika bukan cinta yang kau cari, maka jangan lupakan logika
Karena, tentang infeksi menular seksual,
Seberapa jauh perasaan bisa mengantarmu pergi?
Ini saatnya kepala berkawan dengan hati untuk melindungi diri sendiri.
Karena kalau bukan kita yang mampu, siapa lagi?
Jangan menanggung dosa orang lain,
Bersiasatlah, mari kita hidup yang lama tanpa harus menanggung dan menyebabkan sakit karena kita iya-iya saja.
Caranya?
- Sadari dan edukasi diri kita sendiri
- Pelan-pelan dalam jatuh cinta dan bercinta
- Menerapkan nilai, standar dan batasan untuk diri sendiri
- Seimbangkan pengambilan keputusan: Padukan emosi dan pemikiran.
- Mintalah pendapat dari orang-orang yang kita percayai dan dari para ahli
Hal-hal tersebut juga yang kujelaskan padanya, our fifty and pretty lady. Selama kujelaskan, ia tampak mengangguk-angguk mencoba meyakinkan diri. Sebelum pulang aku mencoba buat ia berjanji;
“Promise me to always wear a condom after this?”
Ia tersenyum, “I’ll try. Terima kasih banyak, Dok.” Kemudian ia berlenggang pergi.
Perkenalkan, namaku Nindhi. Ini adalah bagian satu dari kumpulan kisah “Womanhood”. Di dalam kumpulan kisah ini kita akan bercerita tentang perempuan. Tentang apa yang membuat kita menjadi perempuan, dan bagaimana kita bisa menaklukan dunia kita sebagai perempuan.
Always remember,
Be smart, wear condoms and drink pills.
Be courageous, test yourself and seek help.
Be vulnerable to be kind.
You are strong, you are not alone, you have us.
Love,
Nin