Pelajaran Praktis
Manajemen Klinis (SEX, HIV & DRUGS), Komunikasi Interpersonal, dan Mobilisasi Sumber dari Sektor Swasta untuk Program Kesehatan Masyarakat, bagi Dokter Umum Terlatih dari Puskesmas, Provinsi DKI Jakarta.
Pelatihan tiga harian bagi dokter-dokter Pusat Kesehatan Masyarakat (PUSKESMAS) telah diadakan di Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Indonesia (UKI) pada tanggal 2 sampai 4 November 2015. Pelatihan ini merupakan suatu elemen penting dalam lingkup kerja kolaborasi Angsamerah-DERAP, dan menyasar pada para dokter-dokter umum yang bekerja di Puskesmas yang memiliki layanan HIV-AIDS di Provinsi DKI Jakarta, dengan paket dukungan komprehensif terkait manajemen klinis HIV-AIDS, Infeksi Menular Seksual, Hepatitis, Tuberkulosis dan Penyalahgunaan Narkoba, ketrampilan komunikasi interpersonal dan motivasi diri, serta bagaimana bermitra dan memobilisasi atau menggerakkan sumber-sumber dari mitra-kerja sektor swasta. Dari antara para peserta, pelatihan ini diikuti pula oleh lima dokter yang bekerja sebagai pengajar di Fakultas Kedokteran UKI.
Pelatihan ini didanai oleh DERAP, USAID, COFRA Foundation, FK UKI, ASHM, dan Institusi Angsamerah, disahkan dan terakreditasi oleh Ikatan Dokter Indonesia dan Dinas Kesehatan DKI Jakarta.
Hari 1 – Pembangunan Karakter Positif: Fokus pada Komunikasi, Penetapan Tujuan dan Motivasi Diri
Tema hari pertama adalah “Langkah-langkah Membangun Karakter Positif” yang berfokus pada para peserta penyedia layanan sendiri. Tujuan sesi satu hari ini adalah membekali peserta dengan ketrampilan dasar komunikasi (internal dan interpersonal) dan membahas juga masalah-masalah seperti motivasi diri dan penetapan tujuan. Ketrampilan-ketrampilan ini sering diabaikan namun sesungguhnya penting bagi pekerja bidang layanan kesehatan sebagaimana keahlian klinis dan pengetahuan. Sesi-sesi ini diberikan oleh team ahli dari Angsamerah, Adhe Zamzam Prasasti, seorang psikolog dan Dr. Asti Widihastuti, seorang dokter medis dan konselor kesehatan.
Para peserta belajar, diantaranya bahwa ketrampilan komunikasi yang baik adalah sangat penting untuk mewujudkan praktek yang sukses dan dihargai. Penyedia layanan kesehatan harus mampu berkomunikasi dengan baik dan jelas dengan pasien-pasien, staff, mitra, asosiasi dan stakeholder (pemegang kepentingan). Terutama dalam menangani pasien-pasien yang menderita dari kondisi-kondisi terkait Seks, HIV dan Narkoba, sesuatu yang sangat privat dan sensitif secara budaya, letrampilan komunikasi yang baik merupakan kunci. Ketrampilan komunikasi yang baik memungkinkan dokter menampilkan dirinya dengan lebih percaya diri, memungkinkan pasien memahami masalah-masalah medis yang kompleks dan situasi yang mereka hadapi, yang mana bukan hanya memiliki dampak positif dari segi diagnosis, perawatan dan penanganan pada kondisi medis sang pasien, namun juga akan menarik kedatangan klien-klien lain dan memungkinkan kolaborasi yang lebih baik lagi dengan sumber-sumber rujukan. Hal ini pada akhirnya akan membawa ke arah praktek yang menyenangkan dan banyak keuntungannya, karena klien yang dokternya mampu berkomunikasi dengan baik akan menaruh kepercayaan dan menyukai dokter mereka, dan dengan demikian akan kembali berkunjung.
Para peserta sangat sumringah, gembira dan juga takjub dalam mengikuti program hari pertama, karena masalah-masalah yang diketengahkan dan cara menyampaikan materi sungguh di luar dugaan mereka.
Hari ke 2 – Fokus pada Aspek Klinik: HIV-AIDS, IMS, hepatitis, tuberculosis dan penyalahgunaan Narkoba
Pengetahuan klinis yang komprehensif dan mutakhir terkait HIV-AIDS, Infeksi Menular Seksual, Hepatitis, tuberculosis dan masalah adiksi sangat vital bagi setiap dokter umum yang kompeten pada masa kini. Namun pada kenyataan, banyak dokter umum baik pada sektor publik maupun swasta, pengetahuannya masih kurang komprehensif dan mutakhir dalam masalah-masalah ini.
Dari sebab itu, pada hari kedua pelatihan dikemukaakn masalah-masalah klinik dengan variasi yang luas terkait SEKS, HIV, dan Narkoba, disampaikan dengan cara interaktif (presentasi dan diskusi studi kasus) oleh ahli-ahli yang dikenal dalam skala nasional. Di bawah adalah sekilas tentang sesi-sesi yang disampaikan pada hari kedua.
1. Infeksi Oportunistik Parasitik pada Pasien HIV – Retno Wahyuningsih, Prof, Dr, dr, MS, SP.ParK
2. Manajemen Klinis HIV Paling Mutakhir pada Layanan Kesehatan Primer – Samsuridjal Djauzi, Prof, Dr, dr, Sp.PD-KAI
3. Tuberculosis dan HIV – Adria Rusli, dr, SpP
4. Manajemen Narkotika, Adiksi and Over Dosis pada Layanan Primer – Ratna Mardiati, dr, Sp.KJ (K)
5. Infeksi Menular Seksual – Diagnosis dan Penanganan: Pendekatan Individual dan Perspektif Kesehatan Masyarakat – Hanny Hapsari, dr, Sp.KK (K)
6. Studi Kasus Klinis – Donies Lumban Gaol, dr, SpPD dan Stanislaus Bondan Widjajanto, dr, MKes
7. Introduksi Ko-Infeksi HIV dan Hepatitis B & C – Juferdy Kurniawan, dr, Sp.PD-KGEH
Selama hari kedua, para peserta tetap penuh perhatian dan berpartisipasi aktif.
Hari ke 3 – Fokus pada Ketrampilan Mobilisasi Sumber-Sumber, Personal Branding, dan Kewiraswastaan bagi Dokter
Pada hari ketiga dan terakhir pelatihan, fokus diarahkan pada aspek-aspek praktis, sehingga peserta mampu mengambil dari pengalaman professional mereka dan menerapkan pengetahuan dan ketrampilan yang baru saja mereka peroleh dalam sejumlah latihan interaktif kelompok dan diskusi. Sesi-sesi ini disampaikan oleh Dr. Marcia Soumokil, Deputy Chief of Party KINERJA USAID, dan Dr. Nurlan Silitonga.
Setelah sesi singkat memperkenalkan para peserta pada topik Profilakasis Pra Pajanan – Pre Exposure Prophylaxis (PrEP) untuk HIV yang disampaikan Dr. Nurlan Silitonga, sebagian besar hari diperuntukkan bagi sesi “Mobilisasi Sumber”, yang bertujuan untuk membekali para dokter peserta dengan tips praktis dan rekomendasi tentang bagaimana mengikut sertakan dan menggerakan sumber-sumber dari sektor swasta dengan agar mendukung program eksehatan masyarakt dan memaksimalkan tujuan professional dan kesempatan-kesempatan.
Setelah pengenaln singkat pada topik, para peserta dibagi dalam lima kelompok untuk menikmati permainan kreativitas yang dirancang untuk mempelajari mobilisasi sumber secara suka ria. Hasilnya sangat mencengangkan, menunjukkan tidak hanya kreativitas para dokter untuk menciptakan sesuatu dengan sumber-sumber tersedia, yang dalam kehidupan nyata biasanya sangat terbatas, namun juga menunjukkan ketrampilan strategis mereka untuk mengikutsertakan kelompok lain (“mitra” atau “saingan”) demi memperbaiki kualitas dan capaian kerja mereka. Sesi ini dibungkus oleh Dr. Marcia Soumokil, menyemangati peserta untuk berpikir di luar kotak dan aktif mengikutsertakan para mitra supaya meraih hasil yang lbih baik dalam pekerjaan mereka sebagai dokter puskesmas.
Setelah makan siang, selama dua sesi terakhir pelatihan, para peserta diberikan pengetahuan dasar terkait manajemen bisnis dan strategi. Para dokter menyimak dengan ketertarikan besar pada Dr. Nurlan Silitonga, yang membagikan pengetahuan, wawasan dan nasehat selama sesi berjudul “Ketrampilan kewirausahaan bagi dokter”, banyak merujuk pada perjalanannya mendirikan dua klinik swasta Angsamerah dan Institusi Angsamerah.
Dr. Nurlan Silitonga juga menyampaikan sesi mengenai “Personal Branding”, mendorong para peserta untuk percaya diri dalam menapaki jalan pribadi dan karir mereka, dan meraih impian mereka. Pada akhir sesi terakhir para peserta diminta menulis profil singkat tentang diri mereka sendiri, yang kini ditampilkan bersama foto mereka, pada Angsamerah blog.
Semua peserta pelatihan memperoleh sertifikat (15 SKP) dari Ikatan Dokter Indonesia.
Metode and Narasumber
Pelatihan ini disampaikan dengan menggunakan metode praktis dan interaktif, seperti presentasi, diskusi dan studi kasus. Narasumber Tamu terdiri dari para ahli berskala nasional yang berpengalaman dalam bidang HIV-AIDS, Infeksi Menualr Seksual, HIV dab ko-infeksi hepatitis, HIV dan tuberculosis, adiksi narkoba, komunikasi dan motivasi diri, serta mobilisasi sumber.
Profil komplit dari narasumber tamu dan kiontributor dapat diakses pada Angsamerah Experts Networking.
Testimoni dari Peserta
Sebelum penutupan, para peserta diminta menuliskan secara anonimus pendapat mereka mengenai pelatihan. Para peserta mengutarakan komentar positif mengenai pelatihan dan merekomendasi bahwa pelatihan-pelatihan semacam ini harus diberikan pada dokter-dokter lain.
“Sangat baik, apalagi materi tentang motivasi, mengsugesti diri untuk lebih positif. Karena memotivasi saya agar tidak takut bermimpi dan berusaha keras agar lebih baik lagi”
“Luar biasa, memotivasi saya untuk semakin baik, inovatif dan kreatif sebagai dokter. Memaknai hidup yang indah di hari ini dan esok”
“Acaranya sangat bermanfaat sekali, khususnya untuk dokter layanan HIV. Cukup menyenangkan dan tidak membosankan, dan sangat menginspirasi saya“
“Saya sangat berterimakasih diberi kesempatan untuk mengikuti kegiatan ini selama 3 hari karena dengan acara ini saya semakin sadar bahwa setiap orang menpunyai kelebihan yang tidak dimiliki orang lain, termasuk saya“
Panitia dari FKUKI, IDI and Angsamerah, dan terimakasih khusus kepada Dr. ABI Noya untuk foto-foto cantiknya.
Baca juga pelatihan pertama pada July 2014 dan pelatihan kedua pada Juni 2015.
Materi-materi terkait tentang acara ini dapat diakses pada seksi publikasi dan pelatihan.
Artikel di terjemahkan oleh Dr. Stanislaus Bondan