Komunitas Memimpin dan Berkolaborasi Mewujudkan Kesetaraan dan Peningkatan Kualitas Hidup ODHIV!

Let Communities Lead!” merupakan tema global dalam memperingati Hari AIDS Sedunia 2023. Melalui tema ini kita diingatkan tentang pengaruh peran komunitas terhadap capaian target Three Zeros: zero new HIV infections, zero AIDS-related deaths and zero discrimination maupun target 95-95-95 pada skala nasional. Oleh karena itu, Indonesia mengusung tema “Bergerak Bersama Komunitas, Akhiri AIDS 2030” sebagai upaya dan sebuah panggilan untuk meningkatkan kolaborasi dan koordinasi antar sektor dengan komunitas sebagai landasan utamanya (p2pm.kemkes.go.id).

Berbicara seputar keterlibatan komunitas, lantas bagaimana sebenarnya peran komunitas dalam peningkatan kualitas hidup ODHIV? Hal ini dibahas secara mendalam pada webinar yang diselenggarakan oleh ISSUP Indonesia (International Society of Substance Use Professionals) dan ITTC Indonesia (International Technology Transfer Center) pada Minggu, 17 Desember 2023 bersama para pakar yaitu Timotius Hadi (Advocacy Specialist Jaringan Indonesia Positif), Dr. dr. Kristiana Siste, Sp.KJ (K) (Kepala Dept. Psikiatri RSCM-FKUI), serta dr. Nurlan Silitonga, M.Med (Founder of Angsamerah Foundation).

Dr. dr. Diah Setia Utami, Sp.KJ, MARS (Ketua ISSUP Indonesia) membuka webinar dengan memaparkan data Kemenkes RI per September 2023, dimana jumlah ODHIV di Indonesia mencapai 515.450 ODHIV. Dari data tersebut, sebanyak 88% sudah mengetahui status mereka, namun baru 40% yang sudah mengakses pengobatan termasuk menjalani pemeriksaan viral load. Di antara banyaknya hambatan bagi ODHIV untuk mengakses layanan kesehatan dan memiliki kualitas hidup yang baik, salah satu hal yang menjadi akar permasalahannya adalah stigma dan diskriminasi yang masih terjadi terhadap ODHIV. Disinilah komunitas berdiri menjadi penghubung bagi ODHIV agar memiliki kesempatan yang sama di masyarakat, serta menjadi media edukasi agar bisa mengurai stigma dan diskriminasi.

Baca Juga: Layanan Testing, Pengobatan dan Perawatan HIV Berbasis Komunitas

Lebih rinci Timotius Hadi menjelaskan tentang Community-Led Monitoring (CLM) JIP sebagai ruang untuk melakukan berbagai advokasi terkait isu-isu HIV, memperjuangkan dan memberdayakan ODHIV pada aspek kesehatan, sosial, pendidikan, dan ekonomi, juga memastikan adanya sistem dukungan bagi ODHIV yang ideal bersama dengan kelompok penggagas di seluruh Indonesia. Kehadiran CLM secara umum juga merupakan upaya peningkatan kualitas layanan bagi ODHIV, dalam hal ini untuk memberikan masukan mengenai macam-macam kesenjangan dalam layanan, sehingga secara kolektif dapat dicari solusinya berdasarkan data dan tidak sekadar complaint belaka.

Sementara itu, dokter Kristiana Siste menambahkan bahwa stigma dan diskriminasi merupakan akar permasalahan yang tidak pernah hilang dalam masyarakat, sehingga usaha untuk menghilangkan stigma dan diskriminasi tersebut harus dilakukan secara intens. Stigma negatif yang berasal dari masyarakat, keluarga bahkan fasilitas kesehatan bisa membuat ODHIV memiliki stigma negatif terhadap dirinya sendiri, sehingga ODHIV cenderung menjadi merasa tidak ingin melakukan testing dan melakukan pengobatan secara rutin. Konsekuensinya, tingkat kelangsungan hidup ODHIV menjadi rendah, serta timbul gangguan psikiatrik maupun kognitif pada ODHIV (penelitian FKUI-RSCM).

Mengarah kepada tindakan nyata, dokter Nurlan Silitonga dengan Angsamerah Foundation selalu berusaha untuk mengurai isu-isu sosial terutama terkait HIV/AIDS dan kesehatan seksual dengan pendekatan kewirausahaan sosial yang mandiri. Mandiri tidak berarti bahwa suatu komunitas atau organisasi melakukan semuanya sendirian. Sebagai contoh, Angsamerah selalu melakukan kolaborasi lintas sektor, baik bersama berbagai komunitas, LSM, sektor swasta maupun publik. Dokter Nurlan meyakini bahwa untuk bisa mewujudkan tujuan bersama dalam meningkatkan pelayanan kesehatan, semua sektor baik swasta maupun publik harus berjalan berdampingan, termasuk di dalamnya komunitas.

Dokter Nurlan juga mengingatkan tiga poin penting yang harus ditanamkan sebagai bagian dari komunitas, yaitu: (1) Merawat kesehatan mental sebagai individu agar bisa lebih banyak berkontribusi untuk orang lain; (2) Memikirkan strategi pendanaan berkelanjutan untuk mewujudkan misi dan aksi kepedulian komunitas; (3) Menguatkan kemitraan untuk memperluas sumber daya.

Baca Juga: Tertarik Berinvestasi yang Berdampak Sosial Maupun Finansial?

Pada peringatan Hari AIDS Sedunia 2023, kita harus kembali merefleksikan visi-misi kehadiran komunitas dalam mendukung keberlangsungan hidup teman-teman ODHIV. Visi-misi PT Angsamerah menjadi inkubator dalam menciptakan model layanan/program kesehatan yang inovatif, komprehensif dan berkesinambungan serta berfokus pada high-quality, client-centered, affordable, dan sustainable. Disamping itu visi-misi Yayasan Angsamerah mengacu pada pengayaan individu dan organisasi akan keahlian praktis social-health-preneur dan menyediakan layanan kesehatan bagi masyarakat yang terpinggirkan.

Baca Juga: Mengapa dan Bagaimana Menjalin Kemitraan yang Sukses?

Meskipun dalam 12 tahun perjalanannya Angsamerah sudah menghasilkan berbagai program dan kegiatan (Klinik Kesehatan, Angsamerah POS, Kacapikir, dan masih banyak lainnya), namun Angsamerah tidak berhenti di situ dan tetap selalu terbuka untuk berkolaborasi bersama. Harapannya, keterlibatan aktif bersama dengan beragam komunitas peduli HIV/AIDS akan membawa makna perubahan, peningkatan kualitas layanan yang beririsan dengan kualitas kesehatan dan aspek hidup lainnya. Let’s do it together!

Artikel Terkait

Seluk beluk marijuana

Kecemasan di Usia Produktif

Quarter Life Crisis

Pasangan Saya HIV Positif, Bagaimana Saya Meresponnya?

Hornet Campaign

Hornet and Angsamerah collaborate to encourage HIV testing among young MSM in Jakarta, Indonesia

Mental Illness Among Inmates in Correctional Facilities

Sering Lupa? Hati-hati Alzheimer

Previous
Next

Hubungi Kami

Silahkan gunakan formulir ini kapan saja untuk menghubungi kami dengan pertanyaan, atau untuk membuat janji.

Anda juga dapat menghubungi kami melalui WhatsApp atau telepon pada jam klinik di +62 8111 368 364.